Ibrani 5, 7
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Tagan jolma Ibana, dipelehon do angka pangidoanna dohot elehelekna, mardongan angguk bolon dohot iluilu tu na tuk paluahon Ibana sian hamatean; jadi ditangihon do Ibana, gabe malua sian hatahuton i.
Bagaimanakah dengan doa-doa kita? Apakah biasa-biasa saja? Sehingga setiap kali kita berdoa, seakan tidak ada gunanya, dan membuat doa itu hanya menjadi sebuah rutinitas untuk menjaga sikap supaya orang lain tidak menganggap kita orang yang tidak tahu berdoa? Ataukah harus dengan menangis barulah doa itu sah dan sesuai dengan standar yang kita punya?
Adalah menjadi pergumulan ketika di setiap pertemuan dan persekutuan di HKBP sangat kesulitan untuk mengiyakan kalau di minta untuk memimpin doa. Seperti ketika ibadah-ibadah sector atau wijk, persekutuan kaum bapak atau kaum ibu misalnya. Saya masih ingat di sebuah gereja yang pernah saya layani, kalau sudah giliran ibu tersebut untuk memimpin doa, dia akan mengusahakan supaya terlambat datang. Terkadang, sebelum masuk dia sudah menghubungi saya supaya tugasnya di gantikan.
Adalagi seorang bapak mengatakan, “apa saja kalau di minta saya mau, asalkan jangan di minta untuk memimpin doa.” Lalu bagaimana tugas kita sebagai bapak, sebagai ibu, memimpin sebuah rumah tangga kalau untuk berdoa kita tidak mau?
Dalam renungan ini kita diajari, bahwa doa itu adalah benteng dan perisai kita. Tuhan Yesus, “dalam hidup-Nya sebagai manusia” berdoa. Itu menunjukkan bahwa kita sebagai manusia haruslah juga berdoa. Tuhan Yesus tahu bahwa manusia mempunyai kelemahan dan kekurangan, supaya manusia itu kuat, tidak ada senjata lain selain berdoa. Berdoa berarti, menyerahkan diri hanya ke dalam tangan Tuhan.
Doa Tuhan Yesus adalah dengan permohonan, ratap tangis dan keluhan kepada Bapa. Berarti itu adalah kepasrahan, ketulusan dan kepercayaan akan jawaban doa akan dikabulkan Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemane dan di kayu salib. “HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Mat. 26: 38). “Ia sangat takut dan gentar” (Mrk. 14: 33). “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Luk. 22: 44). Semuanya itu menunjukkan kesungguhan.
Oleh karena itu berdoalah. Tuhan Yesus yang oleh kesalehan-Nya telah di dengarkan. Percaya jugalah bahwa doamu telah di dengarkan Tuhanmu.
Doa: Ya Tuhan dan Allahku! Aku percaya Engkau mendengarkan doa permohonanku. Amin.
HISKIA
Aug 30, 2010 @ 19:39:00
Mungkin karena manusia itu telah merasa hidup cukup, dan merasa telah tercukupkan segala permohonan. Namun seandainya manusia itu mengalami tantangan atau persoalan yang sangat berat barangkali manusia itu akan memohon melalui doa terus-menerus.
erlin-sabang pulau weh
Jun 18, 2012 @ 00:08:53
Inilah tugas kita bersama….sebagai pelayan Tuhan hendakna kita yakinkan ibu/bapak tersebut bahwa doa bukan panjang dan pendeknya doa atau tersusun bagus kata2nya baru bisa menjadi doa yang baik di hadapan Tuhan tetapi kesungguhan hati kita yang dinilai. walau hanya 20 kata jika didoakan sungguh2 pasti berkenan sama Tuhan. Ada kalanya seseorang takut berdoa itu karena takut dinilai oleh orang lain bukan berdasarkan penilaian Tuhan.
david
Feb 02, 2013 @ 15:27:32
mohon dukungan doanya
1.agar rumah saya cepat terjual
2.perbaikan ekonomi keluarga
3.pasangan hidup
4.barang bisnis cepat laku
terima kasih
yuyun esterlina
Sep 18, 2013 @ 13:16:38
Mohon di doakan untuk rumah tangga saya yg sdg dlm masalah sehingga hampir hancur ini kirax mujizat Tuhan nyatakan pada saat ini agar rumah tangga saya pulih kami dpt hidup bersama membangun rumah tangga kami dgn pimpinan Tuhan,saya dan suami di ubah menjadi pribadi yg lebih baik hidup dlm kasih
J
Jan 08, 2015 @ 12:05:04
Father, i really confused, has never been a person who comes to you for help, you leave it alone, please, giving a miracle for me, the man who took my virginity would be responsible, don’t escape, don’t insult me, don’t rejoice over destruction me and would keep his promise to me and my parents too, i leave my fears and problems in your hands. Please help me.